datang tuju
April, 19xx
Hari ini datang kembali
Di setiap waktu yang selalu lahir
Akan segera pergi
Ia hanya mengenal kata mampir
Bukan ia yang membutuhkanku
Tapi aku yang membutuhkannya
Berdiri dan tertidur di atas sandaran
Sampai cahaya segan menyala semalam
Aku tahu
Ini tidak sepenuhnya salah
Terkadang juga tidak benar
Namun kami hanya si biasa
Jiwa kuat nampak
Tulang-tulang melemah
Dada berteriak luka
Tangan tak sanggup mengikat
Wajah masih sama
Hari ini bukan hari besar
Dibanding saat kulihat tangismu
Mengisiku di hari pertama aku membuka mata
Itu pertanda kau gembira
Kau menantiku
Menanti hariku
Kuharap sampai akhir
Malah aku yang menangis
Bersedih atas diriku
Melihatmu yang terluka
Namun aku siapa?
“Aku si biasa.”
Setiap hari mengisi
Dari nyata hingga fiksi
Ia bernarasi
Tiada angkat kaki
Senantiasa di sisi
Tanpa tapi
Tak terencana aroma keindahan pelukmu mendekat
Terhirup masuk ke dalam rongga memori
Tenggelam tidak terulang kembali
Aku hanyut tak bernapas
Dayaku dilemahnya
Lembaran kertas berlukis wajah anak kecil, wajahmu, wajahmu
“Selamat datang di dunia, kecil. Mari berbagi luka bersama.”
Terkadang kau lupa menyisipkan suka
Kugoreskan tinta samar di atas dinding putih
Kutulis, “Aku butuh dirimu, bukan mulutmu!”
Tidak berguna coretanmu saat itu
Bangun anak kecil!
Bangun!!!
Namanya anak kecil?
Kini diri harus melepas
Menunggu apa yang ia inginkan
Sambil bernyanyi lantunan suara kumandang
Waktu untuk memejamkan mata menyambut kelabu penuh senyuman
- - -
April, 20xx
0 comments