Letihmu terbayar
Suaramu dikenang
Dari 100 jiwa yang sedang tumbuh
Menyaksikan setiap kebajikan yang kau beri bersama dengan jejak sepatu
Namun rabun oleh gumaman doa dalam hatimu untuk kami di masa baru
Darimu, aku belajar arti sabar
Tanpamu, aku bukan siapa-siapa
Senandung kekesalanmu tidak pernah terdengar
Halusmu selalu mendominasi dalam tutur kata
Sungguh, aku merindukan hangatmu
Hangat untuk kami yang buta akan ilmu
Saat bersamamu begitu indah
Hari ini juga besok akan tetap indah
Karena saat kau ada dan tiada
pun
Kebaikan hatimu akan selalu
dikenang secara utuh
Seperti lentera
yang menyinari gulita
Menjadi pelita hati yang kunjung lelah
Seperti bintang
yang tertutup awan gelap malam
Seakan hilang
namun tetap ada di sudut hati terdalam
Terima kasih
Jangan pernah berhenti, Ibu
---
14 Agustus 2019 // 26 September 2020
K.N.A.
Potongan surat untuk Guru Besar
0 comments